Rabu, 17 April 2013

Dia sudah mengutarakannya tadi lewat telepon.
"Tenang saja, setelah ankku lahir aku akan kembali lagi kesana. Aku juga sempat beberapa hari ini memimpikan raja".

Aku sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Mungkin memang ini sudah jalan kehidupanku. Mungkin aku terlalu memaksakan pernikahan ini. Di mana biaya 75 juta dari pernikahan justru ibuku sendiri yang menanggung.
Terkadang aku termangu... Pernikahan ini seperti tidak diinginkan olehnya. Seperti ia terpaksa menikah dan ada di sisiku sekarang. Memang suamiku pergi dari pulaunya dan sekarang ia tinggal di pulau ini bersama denganku dan keluargaku.

Aku masih belum punya rumah sendiri.. Aku tinggal bersama orang tuaku.

Jika teringat kata-katanya yang seperti itu. "Akan kembali lagi kesana setelah anak lahir"
Aku berfikiran untuk melahirkan tanpa suami.
Seperti ia memainkan drama dalam kehidupan dan berada di sisiku.
Mungkin untuk saat ini ia sedang berpura-pura menjadi suami yang baik. Tapi, di saat anak kami lahir, ia akan meninggalkanku dan juga putranya.
Jadi, untuk apa juga pernikahan ini???

Jumat, 28 September 2012

Hal yang paling di inginkan saat menikah adalah kehamilan. Dan sekarang aku mendapatkannya. Tapi, sepertinya suamiku tidak senang dengan kehamilanku. Aku rasa ia tidak ingin memiliki bayi.
Ia masih saja bersikap keras padaku. Omongannya kasar, walaupun jarang ia membentakku.
Seperti tadi... Ia tidak sadar aku sedang mengandung anak pertama kami. Jadi, orang hamil biasanya sensitif. Tapi, ia tidak mengerti hal itu. Ia sama sekali tidak mengerti dan tak mau tau tentang diriku. Apakah diriku baik-baik saja atau tidak.
Terlintas di pikiranku untuk...
Tidak mengandung anak ini lagi.
Aku sudah lelah dengan semuanya. Aku kira suamiku bisa menjagaku.
Tapi aku salah besar.
Ia tidak pernah menjagaku. Ia selalu membantah kata-kataku. Ia merasa dirinya selalu benar. Dan selalu menganggapku cerewet. Aku muak dengannya. Tak pernah dalam catatan kami. Kami dalam seminggu tidak marahan. Minggu-minggu selalu saja ada amarah. Bahkan dengan keadaanku seperti ini. Ia seperti tidak puas jika seminggu saja tidak berantem denganku. MUAK!!!!!!

Senin, 27 Agustus 2012

Bosan!!! Bosan dengan semua ini! Apa ia tak tau?? Aku paling benci dan tidak suka di cuekin! Aku juga ingin di perhatikan! Sayang.. Cinta... tapi kalau tidak di keluarkan lewat perilaku dan perhatian tak ada artinya! Sama seperti mengucapkan sesuatu yang hampa. Hanya di ucapkan dan di pendam dalam hati. Tapi tak dikeluarkan lewat perilaku sama saja dengan memakan udara. Tak terasa tapi ada.

Aku juga ingin di manja. Kekasihku tak pernah memberikanku perhatian. Bahkan, ia pergi ke toko saja tidak berpamitan denganku. Sedangkan aku di haruskan berpamitan ke mana kemana. Ibu yang menyuruhku berpamitan padanya. Pada suamiku sekarang. Ibu bilang "Adik, kalau kemana-mana pamitan sama suami. Ingat, kamu sudah berkeluarga. Kamu bukan anak kecil lagi. Kamu sudah dewasa. Umurmu sudah 25. Kamu harusnya mengerti".

Aku selalu ingat kata-kata ibu. Ibu selalu mengajarkan bagaimana cara untuk menghormati suami. Tapi... Suamiku tak pernah menghormatiku. Aku selalu di anggapnya cerewet. Pada dasarnya sifatku memang banyak omong. Suka gurau. Tapi kenapa? Kenapa justru orang yang aku sayang berkata seperti itu? Aku menerima kritikan. Tapi kritikan dengan nada lembut. Bukannya keras seperti itu. Aku sedih. Aku tidak biasa mendengar orang bicara keras. Maka dari itu aku sedih mendengar suamiku berkata keras padaku.

Aaah...
 Pernah aku berpikir untuk menyudahi semua ini. Hatiku sakit setiap melihat tingkahnya. Teman aku tak punya. Semenjak aku menikah... Aku jarang kontak dengan teman-temanku. Aku juga jarang untuk keluar bersama mereka.

Sedangkan suamiku? Ia selalau sibuk dengan teman-temannya. Ia selalu di telepon oleh temannya. Di satu pihak aku sedih. Karena tidak ada orang yang aku ajak untuk bercerita. Untung saja ada blog ini. Aku berbagi modem dengan adikku.
kekekekeke~ xD

Hari ini aku belajar untuk dewasa. Mencintai seseorang yang kita sayang bukanlah perkara yang mudah. Apalagi untuk hidup bersama. Pernikahan bukanlah permainan. Karena pernikahan adalah bentuk dari kesiapan dan kematangan atau kedewasaan seseorang untuk bisa hidup berdampingan SELAMANYA dengan orang lain (pasangan kita). Aku belum bisa mendewasakan diriku. Aku sering tersinggung, dan selalu menganggap pasanganku salah. Oh tuhan... sebenarnya aku sangat menyayanginya. Mungkin aku terlalu overprotective or terlalu sensitive. Rubahlah sifatku ini xO